Forensik
Well, postingan ini ditulis dua minggu lalu, tapi baru disempatkan posting sekarang..
_______________________________________________________________________________
Forensik stase pertama ku di
siklus atas. Overall, lumayan nyantai disini. Paling hebohnya kalau tiba-tiba ada
kasus di hari libur, jadi dipanggil koas di tengah kesantaian. Yeah, pulangnya
cepat, masuknya juga gak pagi-pagi amat, jam 8, tapi sistemnya on call.
Ya meskipun forensic sebenarnya
larinya ke peradilan, ga hanya kasus kematian melulu, tapi bicara tentang
forensik, ga jauh-jauh dengan kematian.
Segimanapun hebatnya anda,
secantik/seganteng apapun, sebagus apa pun body anda, serajin-rajinnya anda
merawat tubuh anda, ujung-ujungnya kita semua ini jadi mayat juganya. Gak
berdaya, hanya seonggok daging yang nantinya masuk tanah dan kemungkinan secara
biologi jasad kita akan mengalami pembusukan juga. Ga ada yang bisa
disombongkan hidup ini. Jangan bangga kali.
Semua orang pasti menghadapi
kematian.
Jadi ya, jalani aja hidup yang
sementara ini sebaik-baiknya agar hidup kita yang cuma sebentar ini gak
sia-sia. Manusia mati emang cuma ninggalin nama, tapi amal baik kita semasa
hidup adalah hal yang pernah terjadi dan membawa manfaat, kelak akan dihitung.
“Mati adalah topik pembicaraan
yang paling dihindari oleh orang-orang yang mengejar materi. Dunia ini seperti
tidak ada habisnya. Berbuat semaunya. Tidak mempersiapkan diri untuk mati kapan
pun…
Tidak pernah aku tahu bagaimana
Allah melihat kematian seseorang. Aku tidak ingin menghakimi. Tapi aku tahu,
kita semua bisa belajar dari kematian orang lain. Bahwa hidup ini tidak
benar-benar selamanya. Bahwa kapanpun kita bisa mati. Lantas mengapa kita tidak
menjaga diri kita?
Kita tidak pernah tahu kapan kita
mati. Namun kita diberikan keleluasaan untuk memilih jalan kematian kita.
Berdoalah semoga Allah menjaga kematian kita dengan cara yang baik. Bila Dia
memanggil kita, Dia memanggil kita dalam keadaan terbaik. Aamiin.”
–Hujan Matahari, K Gunadi
Komentar