Ahli Kuku
Din : Pak saya
bingung mau isip dimana? Pilih antara di Pandan atau Asahan, di Sumut aja.
Kalau di Aceh,mungkin di Tamiang atau di Subussalam. Semuanya lumayan dekat
dari Medan. Yang paling dekat Tamiang. Tapi kalau yang disediakan rumah dan
kendaraan dinas di Subussalam, jadi gak keluar biaya untuk sewa kosan.
Bpk : Iya yang
dekat saja.
Din : oh jadi
menurut Bapak juga harus yang dekat2 aja kan?
Bpk : terserah,
kalau mau di Lombok pun boleh (Karena saya pernah bilang pengen di Lombok
isipnya biar sembari jalan-jalan)
Din : Memang
gak bisa kayaknya kalau jauh. Adik kadang kumat, bunda tangannya lagi patah
kemana-mana sekarang harus diantar, Bapak nanti gak ada yang teteskan obat mata,
sementara Abang kerja sampai malam. (Tapi dalam hati aku berpikir juga,
bukankah dekatpun awak, tetap gak di Medan juga nya, jadi ya hampir sama aja
sebenarnya, Cuma mungkin bisa lebih frequent
pulang bisa seminggu atau dua minggu sekali kalau diusahakan)
Bpk : Tak usah
dina pikirkan, berjalannya itu semua insyaAllah. Harapan Bapak, maunya dimana
pun yang bisa dapat banyak pengalaman, bukan soal uangnya atau jauh-dekatnya.
Sama maunya dina nanti bisa ngajar, sambil praktek juga.
Din : Wah.
Susah itu Pak. Persaingan sangat ketat kalau untuk dosen. Koneksi pun kan gak ada. Berapa banyak dosen
di kampus saya, belum tentu juga semuanya yang ada orang dalam juga bisa berkiprah
di dalam. Pokoknya tipis.
Bpk : Itu
kata-kata orang pesimis. Bisanya itu kalau dina mengkhususkan di bidang yang
sangat spesifik. Misalnya dina jadi ahli kuku.. Jadi kuku aja urusan dina.
Nanti semua wanita cantik di Medan ini cari Dina untuk urusan kuku
Din : -_-
(geleng-geleng dalam hati). Lahhh, masak jadi ahli kuku. Kalau bisa yang lebih
bermanfaat lah bidangnya, yang banyak dibutuhkan orang.
Bpk : Lohh? Kuku
itu penting loh (mulai ngawur).
Din : Tapi yang
lebih berfaedahlahhh.
Bpk : Dina gak
tau manfaat kuku? Coba kalau dina tau manfaat kuku apa coba?
Din :
memperkokoh jari-jari.
Bpk : Kurang
tepat. Hampir betul. Apalagi coba?
Din : Estetika.
Bpk : bisalah.
Tapi lebih tepatnya yang tadi sih, menguatkan jari-jari. Coba gak ada kuku,
mana bisa dina narokkan obat mata Bapak pas kayak gini (sambil lanjut teteskan
obat mata), lemas-lemas lah itu jarinya semua. Ada satu lagi manfaat kuku yang gak
kalah penting… (berhenti sejenak menyuruh aku berpikir)
Din : (Gak butuh waktu lama, nampaknya
ku udah langsung tau nih maksud Bapak).. untuk ngupil kan?
Bpk : Iyaaa!
Tepat. Untuk ngupil, nggaruk, dan mindahin cabe di gigi
Din : wkwk -_-
Belakangan ini postinganku serius-serius semua, semakin gak
lucu. Mungkin tanpa sadar aku telah berusaha untuk lebih berwibawa. Wkwk.
Ku udah 16 hari bertahan dengan nazar 30 days studying everyday -ku itu, namun kemarin body-ku benar-benar undelicious, jadinya gak sanggup ngapa-ngapain dan lupa belajar. Sigh. Besok mulai lagi dari awal (InsyaAllah) :')
Komentar