Inside the campus


Orang-orang di sini beragam kali. Tak jarang kau masuk ke satu lorong ke lorong lain bahasanya beda-beda. Nanti kesini pada pake bahasa Indonesia, ke sana pada pake Mandarin, ke sana lagi pake bahasa Tamil, lewat sana denger bahasa Inggris. Ngumpul ke komunitas sini, ternyata awak terasingkan, mereka pada pake bahasa padang, tempat lain lagi bercandaan pake bahasa mandailing, sayup-sayup kuping mendengar kumpulan sebelah ngobrol lo-gue lo gue. Gitu-gitu lah. Bukannya etnosentris, tapi mungkin di awal-awal ini mereka yang satu etnis atau tempat asal lebih dekat.

By the way, I’m still reluctant to call Medan outsider with the word “kau” as they don’t call me with the same word, so I use “kamu” (cieeeeh, kamu -,-‘). That sound a lil bit clumsy in my opinion.  It seems I’m the one who adapting here-_-hehe.

Komentar

Postingan Populer