Dek. Padahal semua pun akan mati.

But I can’t help missing you.

Sudah 100 hari, kakak menangis tiap hari.

I keep regretting life choice that I made.

The truth that I can never see you again is a wound that I’ll bear forever, remaining a hole inside my heart. No remedy can heal. Kosong sekali.

Maafkan kakak di dunia banyak salah dan kurang.

Maaf juga kakak gak bisa berenti menangis.

Padahal adek bukan punya kakak. Bukannya kakak gak ikhlas. Gak tau lagi pun kakak apa artinya ikhlas. Yang kakak tau kakak gak ada hak untuk gak ikhlas. 

Cuma rindu ini udah lama kakak tahankan, tapi malah gak bisa kesampaian lagi. Pikiran kalau aku nantinya akan pulang juga menemuimu yang membuatku bertahan di perantauan. Tapi malah gak kesampaian lagi. Sama Bunda dan Bapak aja kakak gak rindu-rindu amat, tapi kalau sama adek kakak rindu berat. Setiap hari kalau di rumah kau kupeluk dan kucium, kuajak main, bicara, dan tertawa. Adikku yang imut dan lucu.

Adek adalah motivasi kakak dan visi dalam hidup kakak. Adek ada di dalam tiap detil rencana hidup dan pertimbangan hidup kakak. Sekarang kakak kehilangan tujuan jalan mana yang mau ditempuh lagi. Walau kakak tau tujuan besarnya adalah mengabdi beribadah kepada Allah. Tapi kakak gak tau lagi mau melangkah kemana. Buyar semuanya.

Kehilangan adik adalah ujian keimanan yang terbesar untukku. Rukun iman ke-6, percaya pada qada dan qadar. Tapi sulit kupercaya adik sudah tiada. Katanya hari paling penting bagi manusia adalah hari ia dilahirkan dan hari dimana ia tau tujuan hidupnya, kenapa dia dilahirkan. Aku pikir aku ada untuk menjaga adikku. Kehilangan adikku seperti kehilangan tujuan hidup.

Sudah 100 hari. Tapi do’a kakak setiap habis sholat masih sama, tersebut dengan begitu otomatisnya. Supaya adek diberikan kesehatan dan kemampuan. Biasanya diiringi permintaan hidayah ilmu pengetahuan agar bisa membantu adek khususnya dan orang banyak, agar dibukakan pintu ke ilmu caranya membantu adek, agar jangan sampai adek menderita. Sampai akhirnya kakak tersadar, sebagaian do’a-do’a itu sudah dikabulkan. Allah langsung memampukan adek di surga, disegerakan-Nya adek menuju ke sana, ke surga. Lafadz do’a kakak masih sama--karena kebiasaan...

Masa kecil kakak selalu bertanya-tanya, kenapa adikku tidak seperti adik orang-orang, ingin sekali adek bisa seperti itu. Gak tau apa-apa kuterus berharap keadaanmu terus mengalami kemajuan seiring waktu, membayangkan melakukan hal-hal yang dilakukan bersama saudara normal pada umumnya. Tapi kau tetap sama. Sayangnya adiknya kakak, adek mungkin banyak kesulitan tapi tak bisa mengungkapkan. Adek sebenarnya anugerah yang selalu menyatukan keluarga kita. Kau juga adalah ladang amal yang mungkin tidak semua orang memiliki kesempatan itu. Tempat keikhlasan kasih sayar dan kesabaran berlabuh. Bersyukur aku menjadi kakakmu, meskipun belum banyak yang bisa kulakukan. Berharap aku telah memaksimalkan waktuku ketika kau ada. Kenyataannya aku absen lama di akhir-akhir hidupmu. Thought I’d continue growing old together with you like our mother and her sisters, I got ready for it, for my forever baby sister. I was so clueless I don’t even know my turn.

Banyak rencana kakak untukmu belum kesampaian. Ingin bawa jalan-jalan, ajak berenang, daftar sekolah baru, ingin belikan keyboard dan pelihara kucing untuk stimulasi, ingin belikan ini itu, ingin masakin ini itu, dan lain-lain. Semua hal di dunia mengingatkan kakak pada adek. Liat semua makanan-makanan enak, timpan, roti, sayur sop, lontong sayur, bubur, kue sus, semua itu makanan kesukaanmu. Apapun yang kakak masak atau beli dan terasa enak, ingin kakak bagi denganmu selalu. Liat pakaian cantik dan benda-benda apapun, kuteringat ingin sekali kubelikan. Tapi orangnya untuk dibelikan ini udah ga ada lagi. Membelikan siapapun orang lain di dunia ini tidak sama rasanya. But I bet you probably have already had all the best things in heaven.

Takutnya dan besarnya penyesalan kakak... semoga dulu adek tidak pernah merasa sepi dan kehilangan seberat ini, terutama waktu kakak meninggalkan rumah. Kata bapak dan bunda, ketika adek menangis, dipakaikan atau diselimutkan baju kakak, adek bisa diam. Semakin aku merasa bersalah meninggalkanmu. Niatku pergi sebentar saja, mencari ilmu, pengalaman, dan rezeki untuk nantinya segera kembali dan akan berada disisi adik sampai ajal menjemput salah satu dari kita. Tapi malah dia pergi ketika aku tidak disisinya. Kakak berharap adek gak pernah merasakan dan mengerti beratnya rindu. Maafkan kakak, Bapak, Bunda, dan Abang yang mungkin sering tidak bisa memahamimu, berbuat salah kepadamu.

Belakangan setiap video call aku berulang-ulang menyurumu menunggu dengan antusias. Waktu pulangku sudah dijadwalkan, gak sabar mau menemuimu. Ada satu waktu kakak bilang di video call kakak akan segera pulang dan suru adek tunggu, adek cuma senyum sambil liat kakak di layar hp. Apakah maksud adek, mau menunggunya di surga ? Tempat kakak belum pasti, tergantung amalan kakak. Carilah kakak di akhirat nanti dek, ajak kakak ke surga. Kakak rindu adek kakak yang paling kakak sayang. Semoga kau tau kau kusayangi, kami sayang kau.







Komentar

Postingan Populer